Pramuka sebagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah tentunya tidak asing lagi bagi hampir semua orang. Belakangan ini pramuka mungkin kurang diminati sebagian siswa karena dianggap ketinggalan jaman, benarkah ?
Sebagian orang masih beranggapan bahwa
pramuka itu hanya tepuk tangan, baris berbaris, tali temali. Padahal
pramuka itu bersifat fleksibel dalam arti dapat berkembang mengikuti
jaman.
Pengalaman siswa yang benar-benar
mengikuti pramuka dapat dirasakan manfaatnya: Berikut sebagian
pengalaman dari beberapa siswa yang merasakan mengikuti kegiatan
pramuka:
– Kemandirian. Misalkan suatu saat kita
mnegalami kecelakaan di tempat terpencil jauh dari pemukiman, pramuka
mengajarkan P3K, tali temali, dsb. Jemuran yang patah pun dapat diatasi
sendiri :).
– Mendapat keluarga baru. Tidak hanya di
sekolah, di kota, di Indonesia, bahkan di duniapun berkat “pramuka” ,
orang sedunia bisa bertemu seperti Jambore Dunia.
– Lebih mencintai Lingkungan. Bagaimana
pramuka mengajarkan tentang lingkungan alam besreta pelestariannya,
mengenal flora dan fauna. Lewat penjelejahan alam bebas pramuka
diajarkan untuk lebih akrab dengan alam.
-Leadership. Melalui pramuka diajarkan
jiwa kepemimpinan, disiplin, kejujuran, tanggungjawab, menjawab semua
masalah dan mengatasinya,.
Masih banyak lagi manfaat kegiatan
pramuka. Tentunya pihak sekolah dalam hal ini harus berperan aktif
mengajak siswanya untuk mengikuti kegiatan ektrakulikuler pramuka.
Dan
satu lagi pramuka bersifat fleksibel, diperlukan kakak-kakak pembina
yang handal dan cerdas agar kegiatan pramuka tidak monoton.
Salah satu kendala sulitnya pramuka untuk berkembang di sekolah sekolah
adalah ribetnya sistem birokrasi yang terkadang berkesan mengekang
perkembangan kreatifitias peserta didik. Apalagi bila dalam satu sekolah
terdapat banyak ekstrakulikuler pengembangan diri. Persoalan dana
pengembangan diri akan sering menjadi topik hangat ketika pramuka hendak
membuat sebuah kegiatan. Tidak jarang
sebuah kegiatan yang telah dipersiapkan dengan matang oleh sangga kerja
akan berakhir batal hanya dikarenakan persoalan dana ekstrakulikuler,
ataupun masalah perizinan sekolah yang sulit terealisasi. Kebanyakan
pimpinan sekolah masih meyakni kedudukan pramuka ada di bawah osis.
Sehingga untuk proses perizinan dan penyaluran dana kegiatan terkesan
berbelit belit. Pihak sekolah terkadang menyertakan dana pramuka ke
dalam dana kegiatan osis. Sehingga dalam pembagiannya butuh
kehati-hatian ekstra dari pihak sekolah agar dana terbagi rata dengan
seluruh ekskul yang ada di sekolah.
Perlu diketahui bahwa di lingkungan
sekolah, pramuka memiliki status sebagai organisasi titipan. Dalam
artian, pramuka adalah organisasi luar yang bukan merupakan produk asli
dari sekolah itu sendiri, sehingga dalam struktur organisasi pramuka
tidak berada dibawah organiasi terbesar di sebuah sekolah yakni osis.
Selain itu, pramuka juga telah memiliki AD/ART sendiri yang tidak
mengikut kepada AD/ART osis selayaknya organisasi ekstrakulikuler
lainnya di sekolah. Sehingga bila ada sekolah yang mengatur organisasi
pramuka melalui osisnya, maka perlu di evaluasi lebih lanjut. Karena
dalam struktur organisasi gugus depan, pramuka langsung dibawahi oleh
mabigus yakni kepala sekolah. Intinya, segala kegiatan yang dibuat oleh
pramuka di sekolah hanya butuh persetujuan dari pembina dan mabigus.
Terlepas dari beberapa permasalahan umum
di atas, kita sebagai pramuka harus tetap mampu bergerak maju dan
mencari solusinya. Begitu banyak gugus depan yang mati suri ketika
menghadapi permasalahan birokrasi ini, dan para pengurusnya tidak mampu
mencari pemecahan atas apa yang mereka hadapi tersebut. Jika sekolah mu
termasuk gugus depan yang kesulitan merealisasikan kegiatan dikarenakan
permasalahan tersebut, maka berikut beberapa tips dan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Salam Pramuka.
Posting Komentar