107 tahun yang lalu, tanggal 20 Mei digalang kekuatan oleh para pemuda
di wilayah Indonesia ini untuk menyatukan suatu tekad "bangkit dari
keadaan sebagai bangsa terjajah". Rentetan perjuangan yang disertai
dengan gelimpangan pengorbanan yang tidak terhitung berujung pada
tercapainya satu tujuan "MERDEKA". 17 Agustus 1945 akhirnya kita sampai
pada satu tujuan tersebuh bahwa bangsa Indonesia sudah tidak lagi
terjajah. Kita telah menjadi bangsa yang MERDEKA.
Kita sudah bangkit, infrastruktur sudah lengkap, sekolah sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan, masyarakat sudah menikmati listrik, telepon, internet serta seabreg kemajuan yang lainnya. Kita terus membangun sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini. Terhadap kemajuan Pembangunan Fisik, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pemerataan (kecuali kawasan tertentu terutama di Timur Indonesia) sangat diakui bahwa Indonesia yang sejak 17 Agustus 1945 telah merdeka kini menjadi Negara Berkembang yang sangat diperhitungkan. Tapi bangaimana dengan moral masyarakat bangsa ini? baik rakyat biasa maupun yang jadi pejabat?
Inilah yang menjadi bahan renungan kita dalam memperingati hari kebangkitan nasional:
1. Masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini terbukti dari berbagai program yang digulirkan berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu dimusnahkan ketika sudah diterima bukan digulirkan.
2. Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan "mengantongi" ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi yang "penuh dengan tanda tanya" yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini kalah dengan lulusan dari negara maju. Ini memang sangat parah, meskipun memang tidak semuanya.
3. Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya "do the best", kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi serta kongkalingkong dengan pejabat.
4. Banyak para pejabat yang memililki kewenangan banyak yang menyalah gunakannya, tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang yang melahirkan Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian negeri ini.
Karena itu hari ini, 20 Mei 2015 adalah Hari Kebangkitan Nasional. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka hanya sekedar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus BANGKIT untuk memperbaiki:
Kita sudah bangkit, infrastruktur sudah lengkap, sekolah sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan, masyarakat sudah menikmati listrik, telepon, internet serta seabreg kemajuan yang lainnya. Kita terus membangun sejak Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga kini. Terhadap kemajuan Pembangunan Fisik, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pemerataan (kecuali kawasan tertentu terutama di Timur Indonesia) sangat diakui bahwa Indonesia yang sejak 17 Agustus 1945 telah merdeka kini menjadi Negara Berkembang yang sangat diperhitungkan. Tapi bangaimana dengan moral masyarakat bangsa ini? baik rakyat biasa maupun yang jadi pejabat?
Inilah yang menjadi bahan renungan kita dalam memperingati hari kebangkitan nasional:
1. Masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi ekonomi bahkan lebih celaka lagi banyak di antara mereka yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari kemiskinannya. Ini terbukti dari berbagai program yang digulirkan berujung pada kegagalan karena bantuan yang diberikan selalu dimusnahkan ketika sudah diterima bukan digulirkan.
2. Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh masyarakat tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan "mengantongi" ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi yang "penuh dengan tanda tanya" yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini kalah dengan lulusan dari negara maju. Ini memang sangat parah, meskipun memang tidak semuanya.
3. Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya "do the best", kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya kolusi serta kongkalingkong dengan pejabat.
4. Banyak para pejabat yang memililki kewenangan banyak yang menyalah gunakannya, tidak menganggap bahwa jabatan dan kewenangannya sebagai amanat dan memaknai bahwa dirinya adalah pelayan bagi masyarakat. Penyalahgunaan wewenang yang melahirkan Kolusi, Korupsi, Nepotisme menghiasi keseharian negeri ini.
Karena itu hari ini, 20 Mei 2015 adalah Hari Kebangkitan Nasional. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka hanya sekedar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus BANGKIT untuk memperbaiki:
- .Moral dan akhlak masyarakat serta pejabat.
- .Tatanan kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat.
- .Sistem pemerintahan yang bersih dan amanah.
- .Sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
- .Keterpurukan bangsa ini menjadi Bangsa yang Maju dan diperhitungkan.
Posting Komentar